Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Banner Harian Khazanah
Pilihan RedaksiPolitik

Hendra Naldi Sebut Sumbar Melek Politik, Soal Pembullyan Itu Gak Laku

×

Hendra Naldi Sebut Sumbar Melek Politik, Soal Pembullyan Itu Gak Laku

Sebarkan artikel ini
ARBES FM menggelar bincang seru dengan topik hangat setiap senin malam dalam ajang Obsesi

Padang, Khazanah – Sejarah mencatat, jika ingin menang di kontestasi Pemilu, harus siap untuk di bully oleh lawan politik. Biasanya kandidat yang kena bullying akan menang, lebih bagus lagi jika yang di bully hanya diam dan tidak membalas, maka masyarakat akan lebih simpatik. Hal tersebut diungkapkan oleh Sejarawan dari Universitas Negeri Padang (UNP), Dr. Hendra Naldi, SS, M.Hum yang menjadi narasumber dalam acara bincang seru “Obrolan Seputar Inspirasi (Obsesi)” yang disiarkan langsung melalui Radio ARBES FM Padang pada Senin (02/12/2024).

“Kalo secara teori politik, itu memang ada, cara orang melawan sesuatu itu dengan pembullyan,” kata Hendra dalam acara yang mengangkat tema Belajar Membaca Keadaan, ‘Menang Kalah Dalam Perjalanan Sejarah’, dipandu oleh Coach Hasbi dari Hasbi Parenting Institute, didampingi manggala siar Arbes Iji de Overtune.

Iklan
Example 300x600
Scroll Untuk Baca Artikel

Bullying menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perundungan atau tindakan mengganggu, mengusik, atau menyusahkan orang lain secara fisik atau psikis. Bullying dapat dilakukan secara lisan, sosial, fisik, atau cara lain yang lebih halus seperti memaksa atau memanipulasi yang dilakukan secara terus-menerus maupun dari waktu ke waktu.

Baca Juga:  Zuldafri Darma: Siswa/i SMAN 1 Sungai Tarab Dituntut Keseriusan dan Kegigihan Mengasah Potensi Diri

Dalam kancah politik tindakan bullying atau perundungan menurut Hendra, justru ditunggu-tunggu oleh kandidat yang ingin menang.

“Dari fenomena politik yang ada, kalo dia tidak banyak membullly, biasanya minimal dia akan ditengah aja, atau akan jadi pemenangnya. Biasanya yang kena itu yang banyak membully,” kata Dosen Sejarah di Fakultas Ilmu Sosial UNP ini menjawab pertanyaan Ari, salah seorang pendengar Arbes melalui telpon interaktif.

Ia juga mengibaratkan dalam bermain sepakbola, teori defensif adalah yang paling tepat dipakai untuk bisa menang.

“Terlalu banyak bully dari pada menjual program, itu akan sulit menang,” ujar Hendra.

Seputar Pilkada Sumatera Barat 2024 kemarin, Hendra menilai, bully yang di terima oleh salah satu kandidat akan membuat suaranya naik.

“Sebenarnya kalo gak dibully, suaranya sudah konstan, bisa 60:40, tapi karena bullyannya terlalu banyak malah bisa menjadi 70 mendekati 80,” ujarnya.

Lebih lanjut Hendra menjelaskan untuk wilayah Sumatera Barat yang melek politik, bullying menjadi jualan yang tidak laku dalam kontestasi politik seperti Pilkada 2024.

Baca Juga:  Pimpin Apel Pagi Rutin, Kasubag Keuangan DPRD Sumbar Minta Agar Etos Kerja dan Disiplin Pegawai Diperkuat

“Yang ditunggu masyarakat itu adalah bagaimana dia merancang programnya dengan baik melalui teknologi maju seperti sekarang ini,” lanjutnya.

Hendra juga mengungkapkan faktor agama juga menjadi pertimbangan untuk bisa menang dalam pertarungan politik.

“Sumatera Barat sampai hari ini belum berubah dari sisi apapun religiusitas itu pasti masuk, segmentasinya masih diatas 50%,” ungkapnya.

Menurutnya kandidat yang masuk ke Sumatera Barat tidak mamakai simbol agama, tidak akan menang.

“Satu yang dilihat orang dalam menentukan pimpinan di Minangkabau adalah ketokohannya dari sisi agama, makanya kecendrungan orang untuk bisa menang di Sumatera Barat, ya rajin-rajin lah masuk surau,” ucapnya.

Hendra menyimpulkan, keadaan Sumatera Barat sampai saat ini masih sama, bahwa faktor agama masih menjadi pertimbangan masyarakat untuk memilih pemimpin mereka, selain program realistis yang ditawarkan dan mampu berbaur dengan masyarakat.

“Makanya saat ini, siapa yang menguasai surau android dan lapau android, ya menang,” tegasnya.

Selain itu, Hendara menilai fenomena yang masih lekat di masyarakat saat ini adalah tentang perubahan dan pembaharuan yang menjadi sikap orang Sumatera Barat,” tukasnya.

Baca Juga:  Rekapitulasi Kecamatan Hasil Pilkada Bukittinggi Berjalan Lancar

Simak terus Obsesi, salah satu program unggulan di Radio ARBES FM yang digelar setiap Senin, pukul 8 malam dan siaran ulangnya Sabtu melalui frekuensi 101 FM atau livestreaming di www.arbesfm.com (JJ)