Padang, Khazanah – Anggota Komisi XII DPR RI, Nevi Zuairina memujikan langkah besar alumni STMN/SMKN 1 Bukittinggi yang berhasil menghimpun dana sampai Rp6 miliar untuk membangun masjid sekolah yang terletak di kawasan Tarok, Bukittinggi itu.
“Saya mengapresiasi langkah para alumni STM Bukittinggi ini. Ini menunjukkan bahwa anggapan karakter STM/SMK sebagai sekolah ‘keras’ tidak benar sama sekali. Dengan membangun masjid di sekolah itu berarti anak-anak SMK memang didekatkan pada pendidikan karakter, lantaran setidaknya dua kali shalat fardhu dilakukan dengan berjamaah,” kata Nevi akhir pekan ketika menerima pengurus DPP Iluni STMN Bukittinggi di ruang kerjanya lantai III DPR RI Senayan Jakarta.
Ia menyatakan akan ikut membantu penyelesaian pembangunan tempat beruduk masjid di SMKN1 Bukittinggi itu. “Insya Allah saya akan bantu, tidak penuh ke atas ya penuh ke bawah,” ujar legislator PKS dari daerah pemilihan Agam, Bukittinggi, Payakumbuh, Limapuluhkota dan Pasaman itu.
Nevi juga berjanji akan menyampaikan proposal pembangunan tempat beruduk masjid Ahmad Karim SMKN Bukittinggi itu kepada rekan-rekannya sesama anggota DPR RI dari Dapil yang sama. Dari Dapil Nevi itu terdapat nama-nama besar seperti Mulyadi (Demokrat), Ade Rizky Pratama (Gerindra) dan Benny Utama (Golkar)
Nama masjid itu adalah Masjid Ahmad Karim. Ahmad Karim adalah salah satu dari 13 Pahlawan Ampera di Indonesia. Ia adalah siswa kelas II STM Negeri Bukittinggi yang gugur ditembak PKI pada aksi angkatan 66 di Bukittinggi pada tahun 1966.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Iluni STMN/SMKN 1 Bukittinggi, H. Zetrialdi Goechi didampingi pengurus lainnya Audelta Elviezon, John Simbi, Isnawardi dan Eko Yanche Edrie ketika bertemu dengan Nevi Zuairina itu mengatakan bahwa bahwa pembangunan masjid ini sudah dilaksanakan sejak tiga tahun yang lalu.
“Awalnya hanya mushala saja. Tapi kemudian ternyata tidak bisa menampung 2000an orang siswa sekaligus, maka sekolah meminta alumni turun tangan membantu melakukan fund rising untuk pendadanaan pembangunan yang menelan biasa sampai Rp6 miliar, alhamdulillah seluruh angkatan turun tangan menghimpun donasi setiap pekan,” kata Zetrialdi.
Begitu juga dengan tmpat beruduknya, karena hanya beberapa keran, maka antrian panjang tak terhindarkan ketika hendak beruduk dan mengibatkan tidak semua siswa ikut shalat berjamaah.
Sebelum membangun masjid Ahmad Karim, alumni juga sudah menghimpun dana miliaran pula untuk membangun Rumah Gadang Alumni (RGA) di komplek sekolah teknik tersebut. RGA tersebut digunakan untuk pertemuan-pertemuan alumni dan keperluan sekolah. “Karena sekolah sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) maka kelak gedung itu bisa dipersewakan untuk tempat pesta pernikahan dan sebagainya,” ujar Zetrialdi.
Alumni sekolah teknik tersebut kini sudah mencapai 40 angkatan sejak didirikan tahun 1963. Tiap-tiap angkatan memiliki organisasi otonom sendiri-sendiri dengan nama yang beragam. “ada yang namanya Forum Komunikasi Alumni, ada yang pakai Angkatan saja, bahkan kami angkatan 82 menyebut diri Eksekutif’82 yang merupakan kependekan dari ‘eks siswa sekolah tukang yang kreatif’ dan memiliki organ di dalam serta di luar negeri,” kata Zetrialdi.
Menurut Rencana, Sabtu 7 Desember 2024 pengurus DPP Iluni STMN/SMKN 1 Bukittinggi akan melantik pengurus baru tingkat DPD Sumatera Barat, tapi karena ada beberapa persiapan yang masih belum kelar, maka panitia pelantikan menunda acara tersebut sampai diumumkan kembali jadwal terbaru. (akmal darwis)