Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Banner Harian Khazanah
OpiniHeadline

Memaknai Kemerdekaan dalam Diri Insan Kamil Melalui Literasi Insan Kamil

×

Memaknai Kemerdekaan dalam Diri Insan Kamil Melalui Literasi Insan Kamil

Sebarkan artikel ini

Oleh: Dr. Fitri Alrasi, M.A

(Dosen UM Sumatera Barat)

Iklan
Example 300x600
Scroll Untuk Baca Artikel


Makna kemerdekaan secara umum yaitu terbebasnya manusia dari belenggu yang mengekang kebebasan untuk melakukan hal-hal yang positif sesuai dengan fitrah manusia.
Adapun di dalam al Quran tidak menyebutkan secara gamblang namun secara tersirat ada beberapa ayat yang berbicara tentang kemerdekaan.

Pertama,makna kemerdekaan pada kisah perjalanan spritual nabi kita Muhammad SAW dalam mengemban misi kenabian di muka bumi (QS.Al-Maidah: 3). Nabi dijajah oleh masyarakat jahiliyyah dalam tiga hal 1) disorientasi hidup (QS. Luqman: 13), 2) penindasan ekonomi (QS. Al-Humazah: 1-4), dan 3) kezaliman sosial (QS. Al-Hujurat: 13). Oleh karena itu pada waktu haji wada’ Nabi Muhammad Rasulullah SAW menyampaikan kemerdekaan dalam khutbah beliau yang intinya merdeka dari tekanan pihak lain, sehingga terjamin keamanan dan ketentraman bagi diri maupun harta.

Kedua, makna kemerdekaan pada kisah perjalanan spritual nabi Ibrahim AS.dalam mencari Tuhan (QS. Al-An’am: 76-79), yaitu perjalanan spritual untuk membebaskan hidupnya dari keyakinan yang keliru dan keyakinan nenek moyangnya menyembah berhala.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Pemuda di Solsel Gegara Cabuli Siswi SD, Ngakunya Sudah 10 Kali!

Ketiga, makna kemerdekaan pada kisah nabi Musa AS ketika membebaskan bangsanya dari penindasan Fir’aun (QS. Al-Baqarah: 49 , Al-A’raf:127, dan Ibrahim: 6). Fir’aun dikenal dengan raja yang kejam, ditakuti, dan zalim terhadap Bani Israil. Kemudian nabi Musa diutus Allah SWT untuk menghentikan kekejaman Fir’aun dan membebaskan bangsanya sehingga dapat meraih kemedekaan.

Makna kemerdekaan apabila dikondisikan pada diri pribadi manusia, yaitu kemerdekaan diri dari belenggu kebebasan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang menguntungkannya dunia dan akherat. Kebebasan yang dimaksud adalah tercapainya kemerdekaan ketika kita berhasil dalam menjaga 3 hal yang terdapat pada diri kita, yaitu :

1. Qalbun Salim (QS.As-Syu’ara: 88-89), artinya terbebasnya diri kita dari belenggu qalbun marid (QS.Al-Baqaarah :10) dan qalbun mayyit (QS. Al-Baqarah:18, Al-Hajj:46). Qalbun Salim adalah hati yang selamat dan bersih, gambaran merdekanya Qalbun yaitu terbebasnya dari syubhat dan syahwat. Penyakit syubhat dan syahwat akan membuat diri seseorang tidak bisa membedakan yang halal dan yang haram, kesesatan dan bid’ah dan mengikuti hawa nafsu.
2. Nafsu al-Muthma’innah (QS.Al-Fajr: 27-30), artinya terbebasnya diri kita dari belenggu Nafsu al-‘Amarah (QS.Yusuf: 53), dan nafsu al-Lawwamah (QS.Al-Qiyamah: 2). Nafsu al-‘Amarah yang ada di dalam diri akan membuat manusia terbelenggu untuk berbuat kebajikan, karena amarah tidak mengenal yang hak dan yang batil. Nafsu al-‘Amarah selalu membawa manusia kepada kejelekan dan kemungkaran. Sedanghkan nafsu al-Lawwamah cenderung mengajak diri kita kepada hal-hal yang mengingkari eksistensi kita sendiri yang pada akhirnya membuat penyesalan kepada diri. Oleh karena itu hanya dengan Nafsu al-Muthma’innah inilah yang mampu memerdekakan diri dari Nafsu al-‘Amarah dan nafsu al-Lawwamah.
3. ‘Aqlu An-Nuur (QS.Yusuf: 2, Yaasin: 68), artinya akal yang sudah mampu untuk memikirkan keagungan Allah SWT, kekuasaan-Nya, kebesaran-Nya dan akal yang cenderung untuk memikirkan keuntungan yang akan diperoleh di dunia dan di akherat kelak. Akal yang merdeka yaitu yang terbebas dari orang yang terkategori tidak berakal, seperti anak-anak yang belum mencapai baligh berakal, orang gila dsampai dia sembuh dan orang mabuk sampai di sadar, serta orang tidur sampai dia bangun.

Untuk menelisik kemerdekaan diri yang dimiliki oleh para tokoh dan para pemimpin kita yang terdahulu, dapat kita mengambil ‘ibrah pada beberapa ulama terdahulu dan Founders Father kita di tanah air ini : Kiprah tiga Haji ranah Minang (Haji Piobang, Haji Miskin dan Haji Sumanik), yang memerdekakan warga Ranah Minang dari penyakit kemusyrikan). Soekarno, memerdekakan rumah ibadah umat Islam di Rusia. Jendral Sudirman, merdeka dari ancaman bunuh oleh Belanda karena beliau sedang melaksanakan shalat berjama’ah dan berzikir di masjid. Hatta, memerdekakan diri dengan mundur dari wakil presiden karena menyaksikan kemungkaran yang meraja lela dan korupsi sudah menjadi kelumrahan. Semoga dengan memaknai kemerdekaan pada hari ini untuk diri pribadi kita, dapat mengambil contoh dan ibrah dari para nabi, ulama dan tokoh-tokoh kita terdahulu. Kita semua berdoa kepada Sang Khaliq Penguasa di atas Penguasa agar kita dapat meraih kemerdekaan hati di tengah dunia yang masih terjajah. Wallahu a’lam bi as Shawab.

Opini

Setelah demo yang terjadi dan menyakitkan kita semua, presiden Prabowo mulai mendengarkan suara rakyat. Memang belum semua terlaksana, baru sampai …